penipuan berkedok hadiah elektronik

BERBAGAIcara yang dilakukan penipu dalam melakukan aksinya, kali ini penipu berkedok sales elektronik berkeliaran di Kampung Kolelet Turus, Desa Pasirtangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (09/03/2021). Iis, salah satu korban mengaku awalnya didatangi seorang wanita yang mengaku sales elektronik, dan menawarkan berbagai TRIBUNWOWCOM - Terbongkar tiga peran utama Nathania Kesuma adik Indra Kenz yang diduga terlibat kasus penipuan berkedok investasi bodong binary option Binomo. Bahkan kini Nathania Kesuma sudah ditahan di Bareskrim Polri dan ditetapkan sebagai tersangka.. Nathania Kesuma terseret kasus sag kakak setelah pacar Indra Kenz, Vanessa Hatihati Penipuan Berkedok Dapet Bonus di Mall. by lady31 10 years ago10 years ago. 2196views. 0. 0. * Wanted! Dibawah ini adalah kronologi deskripsi aksi modus penipuan. Tulisan sangat mendetail, dilengkapi 16 keanehan (keganjilan).*. Kasus kejadian: 09/07/2012 ; sekitar WIB. CegahPenipuan Berkedok Undian Berhadiah, Dinsos Kota Kediri Sosialisasikan Aturan UGB Kepada Pelaku Usaha 'Pejuang Kemanusiaan' Raih Penghargaan Pendonor Darah 75 Kali dari Wali Kota Kediri; Selimut Hati, Sekolah Perempuan Sadarkan Hak-Hak Perempuan di Kota Kediri; Bersama Pegiat Media Sosial, Diskominfo Kota Kediri Gempur Rokok Ilegal AA A. JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Bakti Kominfo ) menggelar seminar nusantara bertema Spamming, Hacking, Phising, dan Penipuan di Dunia Online, Rabu (8/6/2022). Hadir sebagai narasumber adalah Anggota DPR Selamet Riyadi, pakar komunikasi Yuliandre Darwis, dan ahli Site De Rencontre Marocain Pour Mariage. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perkembangan teknologi dewasa ini sudah tidak bisa kita hindari lagi. Khususnya perkembangan di teknologi telekomunikasi dan informasi telah berkembang sangat pesat di era sekarang ini. Dengan meningkatnya pengetahuan dan rasa keingintahuan masyarakatyang sangat besar, serta masifnya fasilitas yang ada masyarakat semakin mudah mempelajari teknologi telekomunikasi dan informasi yang berupa komputer, smartphone dan internet. Menurut data dari Katadata, jumlah pengguna smartphone di Indonesia sudah mencapai angka 170,6 juta orang Ainun Jamilah 2020. Dan pengguna internet sendiri sudah mencapai angka 202,6 juta orang. Jumlah ini meningkat 15,5 persen jika dibandingkan pada tahun 2020 lalu Galuh Putri Riyanto 2020. Melalui internet, transaksi perdagangan dapa dilakukan dengan cepat dan mudah. Perdagangan dan transaksi di internet biasanya disebut e-commerce oleh masyarakat umum. Sehingga segala kegiatan masyarakat saat ini berkaitan dengan internet. Internet ini juga menjadi New Media Society Litle John dan Foss 2019. Tetapi kemajuan teknologi ini menimbulkan suatu efek negatif. karena sebagian besar kegiatan masyarakat tergeser keinternet maka tak jarang ditemui masyarakat yang memiliki karakter konsumerisme dan karena hal, kejahatan pun mulai menyasar ke dalam dunia digatal dan internet. Tentu kejahatan in berbeda dengan kejahatan konvesional. Kejahatan bentuk ini biasa juga disebut kejahatan siber atau cyber crime. Penyalahgunaan internet sebagai salah satu dampak dari perkembangan tersebut tidak terlepas dari sifatnya yang khas sehingga membawa persoalan baru yang sulit untuk dipecahkan. Kejahatan internet masih berhubungan dengan kode etik dalam bidang IT yang kemudian berkembang menjadi kejahatan hal ini juga menggangu jalur perdagangan dalam e-commerce dimana smua masyarakat menggunakan berbagai aplikasi e-commerce sebagai tempat belanja harian. Pengertian e-commerce sendiri merupakan sebuah kegiatan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem internet atau televisi,web,atau jaringan. E-commerce bisa melibatkan transfer dan elektronik, sistem manajemen inventori otomatis. Penipuan online adalah salah satu bentuk kejahatan berbasis online yang dilakukan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk memberikan informasi palsu demi kepentingan pribadi. Contoh kasusnya adalah Seorang warga negara Indonesia diduga terlibat kasus penipuan terhadap seorang warga negara Amerika Serikat melalui penjualan online. Kasus ini terungkap setelah Markas Besar Kepolisian mendapat laporan dari Biro Penyelidik Amerika Serikat. "FBI menginformasikan tentang adanya penipuan terhadap seorang warga negara Amerika yang berinisial JJ, yang diduga dilakukan oleh seorang yang berasal dari Indonesia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Kamis 11 Oktober 2012. Boy mengatakan seorang warga Indonesia itu menggunakan nama HB untuk membeli sebuah alat elektronik melalui pembelian online. "Jadi ini transaksi melalui online, tetapi lintas negara. Jadi transaksinya dengan pedagang yang ada di luar negeri, khususnya Amerika," kata Boy. Dalam kasus ini, kata Boy, Mabes Polri telah menetapkan satu tersangka berinisial MWR. Dia memanfaatkan website yang memuat iklan penjualan barang. Kemudian, kata Boy, MWR menghubungi JJ melalui email untuk membeli barang yang ditawarkan dalam website itu. 1 2 Lihat Money Selengkapnya Jakarta - Studi terbaru dari Center for Digital Society CfDS Universitas Gadjah Mada UGM bertajuk "Penipuan Digital di Indonesia Modus, Medium, dan Rekomendasi" menunjukkan bahwa penipuan berkedok hadiah menjadi modus penipuan digital tertinggi di Indonesia. Hal itu dari riset yang dilakukan terhadap responden."Hasil riset menunjukkan 66,6 persen dari mereka atau orang pernah menjadi korban penipuan digital dengan penipuan berkedok hadiah 36,9 persen melalui jaringan seluler sebagai modus yang paling banyak memakan korban," kata Ketua Tim Peneliti CfDS UGM Novi Kurnia dalam seminar web, Rabu, 24 Agustus terdapat 15 modus penipuan digital, beberapa di antaranya berkedok hadiah 91,2 persen, pinjaman online ilegal 74,8 persen, pengiriman tautan yang berisi malware/virus 65,2 persen hingga penipuan berkedok krisis keluarga 59,8 persen."Pesan penipuan berkedok hadiah cenderung disampaikan secara massal. Selain itu, rendahnya kemampuan ekonomi calon korban menjadi celah penipu untuk melancarkan aksinya, dan modus pesan penipuan digital ini dapat terus berkembang," kata lanjut, Novi mengatakan dari studi tersebut, terdapat setidaknya delapan medium penipuan digital, masing-masing medium memiliki karakter jenis pesan penipuan yang tersebut termasuk jaringan seluler seperti SMS/telepon 64,1 persen, media sosial 12,3 persen, aplikasi chat 9,1 persen, situs web 8,9 persen, surel 3,8 persen, lokapasar 0,8 persen, game 0,5 persen, dan dompet elektronik 0,4 persen.Di sisi lain, lebih dari separuh responden 50,8 persen yang menjadi korban penipuan menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kerugian."Alasan korban menyatakan hal tersebut adalah mereka telah mengikhlaskan peristiwa itu sebagai bagian dari cobaan atau perjalanan hidup. Di samping itu, sebagian responden juga melihat kerugian dari aspek finansial saja," kata lainnya mencakup uang 15,2 persen, kerugian waktu 12 persen, perasaan seperti malu, sedih, kecewa, takut dan trauma 8,4 persen, kebocoran data pribadi 8,3 persen, kerugian barang 4,2 persen, lainnya 1,2 persen, kerugian fisik 0,3 persen.Bicara soal laporan, 48,3 persen korban memilih untuk menceritakan kepada keluarga atau teman. Sementara ada yang tidak melakukan apa-apa 37,9 persen, menceritakan kepada warganet 5,3 persen, melaporkan pada media sosial atau platform digital lainnya 5 persen, dan melaporkan kepada kepolisian 1,8 persen.Iklan "Seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat melakukan kolaborasi dan sinergi untuk menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat agar terhindar dari penipuan digital," ujar studi tersebut, Novi mengatakan responden memiliki sejumlah rekomendasi penipuan digital. Dari sisi pencegahan, responden menginginkan adanya peningkatan sistem keamanan dan perlindungan data pribadi 98,1 persen, kepastian hukum bagi penanganan penipuan digital 98,1 persen, dan publikasi kasus terkini dan modus operandi penipuan digital 97,2 persen.Lebih lanjut, edukasi atau pelatihan tentang keamanan digital 97 persen, ketersediaan situs web dan aplikasi dari pihak berwenang untuk bisa mengecek validitas penjual 96,7 persen, dan kampanye publik agar warga berhati-hati dan tips cara menghindari penipuan 95,9 persen.Sementara dari sisi penanganan, responden menganggap sangat penting untuk pemberian hukuman setimpal bagi penipu dan kompensasi bagi korban oleh penipu 70,5 persen.Disusul dengan rekomendasi profesionalitas aparat dalam membantu korban 69,4 persen; ketersediaan sistem pelaporan yang memudahkan korban melapor 65,8 persen, dan rekomendasi pendampingan/advokasi korban penipuan 59,3 persen.Baca jugaFacebook Dilaporkan Mengalami Bug AnehSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. Original Posted By SYARAHMEYâ–ºIni postingan pertama ane di Kaskus nih gan.. Awalnya ane ragu buat posting, tapi sok ane posting buat kebaikan semuanya biar gak kena tipu sm hal yg berkedok undian aneh ini. Mending langsung tolak trus kabur aja deh gan. Ane kemaren kena tipu oleh Stand Elektronik yang menawarkan selembaran yang intinya ane dapat barang GRATISAN alias ga bayar sepersenpun. Gini nih cerita nya Selepas ane pulang kerja, biasanya nih ane langsung pulang tapi gara2 ada urusan pengen beli kebutuhan pribadi tapi ane malah nerus ke salah satu pasar yang ada di daerah ane, Nah tumben2nya tuh ada mas2 Sales yang bagiin selembaran gitu pasti agan2 semua udah pada tau kan kayak di mall2 gitu, Nah ane ambil dah tuh brosur, ane langsung jalan lagi dah. Eh mas2 sales itu malah narik saya, dan jelasin blablabla kalo di brosur itu ada undian berhadiah tanpa dipungut biaya, dan di brosur itu ada no undiannya. Nah di brosur itu juga ada no undian yg beruntung. Ane tetep gak peduli aje trus lah kok no yg ane terima tuh ada di brosur itu. Nah lho?? Akhirnya tuh mas2 bilang gini, "Selamat ya mbak! mbak beruntung dapat hadiah gratis dari kami, Silahkan ambil hadiah nya mbak! Mari saya anter ke gerai kami, toko kita baru buka cabang baru lho." Nah saya ikut deh.. paling nggak ambil dah tuh barang. yahh lumayan kan GRATIS gethoo. Dah sampe nih di toko nya, dan disitu malah dijelasin blablabla pokoknya panjang banget. Aduuh pengen ambil hadiah aja susah amat yaak. OOOOhh ternyata.. tuh hadiah baru bisa diambil kalo kita ikut game dia, yang intinya kita harus beli kalo dapet, kalo ga dapet ya udah ambil hadiah yg FREE aja. Sebelum main game itu, kan di brosur ada list barang dan harga yaa? Nah ane disuruh milih barang masing2 1 berdasarkan Rumah Elektronik dan Kesehatan. Yg ane pilih - R TV Samsung yg harganya 1jt didiskon 20%-40% yg pahitnya aja kita mesti bayar cuma 400rb. udh +setrika - E Kulkas yg harganya lebih dari 2jt ane lupa gan dan pahitnya kita mesti bayar 800rb +setrika/dispenser - K Sauna Belt yg harganya nah ini yg ane inget, soalnya ane dpt yg ini yg mesti bayar 30%nya alias 720rb. Nah... game dimulai. Sebelumnya ane di kasih faktur kayak kwitansi jual beli itu. Nah lhoo?? kok pake kek begituan yah pokoknya ane ikutin aja deh tuh faktur kayak perjanjian jual beli gitu deh ada pihak penjual, pembeli, dan saksi nya. Ane disuruh isi data Nama, Alamat, No hp, sm no undian yg td didapet di brosur. Dahh keisi semua tuh. Sebelumnya emang kita baca sambil dijelasin dah tuh ada point2 kayak - Undian ini tidak dipungut biaya sepersenpun - Undian ini tidak ada unsur paksaan dalam kondisi sesadar2nya - Barang yg di dapat dari undian hanya dibayar 20%-40% dari harga yg tercantum di brosur - Jika barang yg dipilih menang, maka hadiah hanya dibayar 20%-40% dari harga yg tercantum, hadiah tidak dapat dibatalkan, tidak dapat diuangkan. Nah... tanda tangan deh sm penjualnya sm saksinya. Ga tanggung2 pake cap jari segala. Trus tuh sales bilang gini "Ini udah ditanda tangan ya mbak, ga ada unsur paksaan ya, nah mbak kan udah milih 3 barang yg mbak pilih td, Kalo misalnya mbak dapet salah satu diantara 3 barang td mbak hanya bayar 20%-40% dari harga brosur" Sambil diperagain pake kayak gambar dapet TV contohnya cuma bayar 20% +setrika free, "Nih mbak seperti ini contohnya" lanjut "Nah disini kalo mbak beruntung mbak cuma bayar segini aja misalnya TV cuma bayar 200rb +hadiah free" lanjut "Nah disini ada DEPOSIT FEE nya mbak, semacam DP alias uang jadi gitu, kalo mbak dapet jadi mbak tinggal bayar sisanya, kalo ga dapet berarti mbak belum beruntung trus pulang cuma bawa hadiah freenya aja." Waduuhh kok pake DP segala? Iya gue ngerti ini mesti beli, tapi kan gue ga pengen beli, cuma mau ambil hadiah gretongan nya aja, mudah2an aja gue ga dapet waah ane dalam titik sulit nih. Sialan tuh orang pake DP segala masalahnya ane pengen pergi dari tuh toko, tapi ane udah tanda tangan+cap jari yg intinya ane harus main undian ini dan ga boleh dibatalin. Kan bersangkut paut sama hukum tuh. Akhirnya gue ikut dah tuh, dengan harap ane ga beruntung dan ga harus beli tuh barang. Trus ane kasih duit DPnya 200rb trus mbak2 saksi temen Sales itu ngasihin setumpuk amplop yg masih dilem dan dicap CV nah ane suruh pilih satu amplop itu. Dan dibuka sialnya ane dapet dah tuh yang Sauna belt yg harganya yang dapet diskon 30% yang artinya ane harus beli tuh barang dengan harga 30%nya yakni 720rb. Nah lhooo??? SEEEAAALLLANNNN!! Dan ane gak bisa berkutik, ane tetep dan mesti bayar tuh sisanya. Omong2 di dompet ga ada duit tuh, cuma duit 200 yg buat DP td, jadi ane mesti bayar sissanya dan ga boleh dibatalin. SEIIIAAALLLAAN tuh sales!!! Akhirnya ane istighfar dan ane positive thinking "OK It's OK! Kasian tuh orang cari duit sampe segitunya, lagian tuh Sauna Belt biarin buat emak gue aja biar langsing trus Sales bilang gini " Selamat ya mbak, waah tangannya beruntung amat ya. Kemaren2 cuma baru 2 orang yg dapet lho, yg lainnya gagal semua. " ....heuuhhh buntung kali!! Sialaann lo. Dan ada pilihan lagi, "Ini gimana mbak? Sisanya mau dibayar tempo atau cash? Kalo dibayar cash mbak bisa pilih lagi Mixer atau Blender free??" lah Mana ane ga punya duit lagi. Akhirnya ane ke atm terdekat sm mbak saksi dianterin pake payung pas lg ujan. Ehh lah kok mati lampu. Trus akhirnya nyebrang ke indomaret... eh sama juga. Akhirnya ane sm tuh mbak nunggu di dpn indomaret abisnya ujan gede amat. Selang 30 menit dengan rambut basah, baju basah kuyup, pokoknya compang camping deh kayak gelandangan dan masih bertahan nunggu lampu nyala. Akhirnya tuh mbak saksi bilang gini "Mbak, pom bensin dimana ya? Ane jawab "di sebrang yah lumayan lah" mbak saksi bilang "Katanya ada atm juga disitu, jauh ga mbak? coba aja kesana yuk" Akhirnya ane ikut dah tuh. Dengan ujan yg masih lumayan deres cuma bawa payung 1. Ane berdua ke pom bensin, trus bener dah tuh atm nyala. SIAAALLLLAN!! NGAPAIN JUGA GUE CAPEK2 NUNGGU KAYAK ORANG BEGO DARI TADI.. Heeuuh keselnya minta ampun, Mbak saksi bilang pulang dijemput aja yah! akhirnya ane ambil duit trus tuh Sales yg td ngejemput kita di pom. Heuuhh udah lah capek2 gue Pokonya hari itu hari TERSIAL gue pertama kali ditipu sama yang begitu2an. Akhirnya gue lunasin dah tuh, dan ane pengen kabur dari tuh toko secepatnya. Nah besoknya gue cek tuh harga di onlineshop TERNYATA - Sauna Belt 40rb - Setrika 60rb - Mixer 80rb TOTAL ->> 180rb Dan itu gue bayar dengan harga 720rb!!! Hwwaaaaaaaa murkaa!! Pokoknya sampe ane berpikir "ya Allah.. kok sampe segitu orang berikhtiar ya!, sampe bisa dia membohongi pembeli dengan mengambil riba yang tak sepantasnya, Ya allah jadikan ini pahala bagiku yg telah membantu orang itu mendapatkan keuntungan duniawi, dan berilah dia hidayah supaya tidak berbuat curang lagi dan perbuatan haram ini dimusnahkan dari otak manusia yg berbuat kotor dan merugikan" Pokoknya SPEECHLESS Biarlah ini jadi pelajaran hidup gue, biar ga gampang teriming2i hadiah yang didapat cuma percuma. Mudah2an thread yang ane buat dari pengalaman real ini bisa bermanfaat buat agan2 semua. Dan tetap waspada dengan penipuan berkedok lainnya seperti - Mamah minta pulsa - Telpon yg tidak ada orang disana pengalaman temen ktr dan ditipu suruh transfer uang ke rek - Rumah yg ditinggal, cuma ada pembantu yg tidak tau apapun mempersilahkan masuk orang yang mengaku teman kerja yg disuruh ambil laptop demi kepentingan bisnis pengalaman temen ktr juga - Penipuan lowongan kerja online Ane pernah ngalamin yg ini, tapi untungnya ane selamat krna menolak dan pergi dari tempat itu - Penipuan penempatan kerja di luar negeri pengalamann temen kampus yg udah sampe Japan trus gaji dipotong perbulan utk bayar yayasan, dan uang segitu ga cukup buat makan+apato dia disana, trus pulang dgn uang sisa yg ga seberapa ditukarkan ke Rupiah - Penipuan yayasan PT pengalaman temen2 krja kontrak yg disuruh bayar kpd yayasan yg diimingi pasti keterima di PT dengan kontrak 4bln kerja - Dan penipuan yang laen yang pasti agan2 semua pasti udah pernah ngalamin pribadi. Mungkin cukup ini aja yang ane bisa share ke agan2 semua. Tetep WASPADA terhadap segala perbuatan orang yg baru pertama kali dikenal. Jangan mudah terpengaruh gan! RUGI kita yg kena tipu. Pokoknya ibarat pacaran, jangan mudah terpengaruh ya mbak ya neng sama laki2 yang baru dikenal, BAHAYA!! Jaga diri kamu. Jaga sikap kamu, Jaga perilaku kamu, Jaga kehormatan mu. Wassalam, Best Regards Orang yg abis tertipu oleh Sales toko Elektronik. Perhatian! Untuk kawan-kawan yang suka sekali kelayapan di mal harap berhati-hati. Siapa tahu kalian adalah sasaran empuk bagi oknum penipuan yang mulutnya licin kayak belut. Apalagi kalo kalian tipe seperti saya yang gampang banget tergiur sama yang namanya hadiah dan hal-hal berbau gratis ini saya alami tepat sekitar satu tahun yang lalu, untuk mengenang dan mengabadikannya maka saya ingin saya bersama seorang kawan hendak mengunjungi event bazar buku di salah satu mal di Surabaya. Selepas kami memarkirkan kendaraan, kami lantas berjalan menuju tengah perjalanan tetiba di depan kami muncul seorang mas-mas SPB sales promotion boy dengan membawa brosur. Apa yang terjadi kawan-kawan? Tak ada angin tak ada hujan lantas mas-mas ini mengatakan bahwa kami berhasil mendapatkan hadiah saja kami kaget mendengarnya, lebih lanjut mas-mas tersebut bilang kalau hadiah ini adalah syukuran dibukanya toko baru. Untuk mengambil hadiah tersebut, diajaklah kami oleh mas-mas ini mampir ke tokonya untuk mengambil suvenir. Anehnya, bukan segera diberi suvenir, kami malah disuruh duduk di sofa yang tersedia. Di sofa ini kami seperti diberikan kultum sehingga lupa tujuan awal kami ke bazar tetiba disodorkan sebuah formulir untuk menuliskan identitas kami diperkuat dengan harus menunjukkan SIM/KTP untuk validasi data yang ditulis. Dari sinilah permainan mereka dimulai. Di awal tadi kan kami sempat diberikan sebuah brosur, nah di brosur ini ada kode yang harus digosok terlebih dahulu. Apabila nomor kode brosur tersebut itu ada pada barisan kode yang tertera, kami akan mendapatkan hadiah yang lebih saat itu kode kami tertera, alhasil kami mendapatkan hadiah lebih besar. Saat itu yang ada dalam benak kami hanya sedang hoki. Ternyata hadiah juga tak kunjung diberikan, lantas mas-mas SPB tadi malah menjelaskan aturan permainan berikutnya. Jadi, dalam brosur tadi terdapat 24 hadiah, dan kami harus memilih 3 item yang cerita kami lantas disuruh mengambil kupon. Apabila dalam kupon ini terdapat nama salah satu dari 3 item yang kami pilih, berhak mendapatkan hadiah tersebut. Tapi, tidak semudah itu, Ferguso, permainan masih berlanjut. Sebelum memilih 3 item tadi kami dijelaskan apabila di dalam kupon ada nama barang yang termasuk 3 item yang kami pilih, kami diharuskan menebus biaya membuka kupon tersebut, kami dimintai uang deposit yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop putih mulus kayak doi. Dengan penjelasan, apabila dalam kupon terdapat nama item yang kami pilih, uang tersebut otomatis menjadi DP sehingga kami harus membayarkan kekurangan biaya produksinya. Jika di dalam kupon tidak ada nama ketiga item yang dipilih, maka uang deposit dikembalikan 100%.Yang terlintas di benak kami saat itu harap-harap cemas untuk mendapatkan hape Samsung Galaxy S8 plus bonus Oppo F1S. Jika mendapatkan TV kami mengganti dengan uang 470 ribu, hape Samsung Galaxy S8 diganti uang 2,9 juta harga normalnya tertera di brosur, sebesar 8 juta dan masih dapat bonus Oppo F1S. Sedangkan jika kami mendapatkan kompor listrik kami harus mengganti dengan uang 2,5 kupon dibuka, kami mendapat kompor listrik. Tentu saja kaget, ditambah dengan sorak-sorai para sales yang bergantian mengucapkan selamat kepada kami. Tak puas mengucapkan selamat, mas-mas sales menyuruh kami segera melunasi biaya produksi kompor listrik tersebut seharga 2,5 juta terlintas di pikiran kami saat itu adalah jika benar kompor tersebut sesuai harga di brosur dengan banderol 5 jutaan, dan kami hanya mengganti biaya produksi sekitar 50% saja, apabila dijual 3-4 jutaan saja kami sudah untung lumayan. Ya kan?Sesampainya di rumah, saya terbayang barang yang saya bawa pulang yang sebetulnya tak pernah dibutuhkan. Kemudian, saya iseng berselancar di dunia maya dan akhirnya menemukan produk mirip dengan kompor listrik yang saya bawa pulang. Betapa kagetnya saat itu ketika melihat ternyata harganya hanya berkisar 500-700 ribu titik inilah saya tersadar bahwa telah teperdaya bujuk rayu dan tipu daya mereka. Saat itu juga saya mencari solusi dengan menanyakan kepada beberapa kawan dan juga berselancar di dunia maya. Dari pengalaman berselancar di dunia maya akhirnya tahu kasus penipuan semacam ini sudah lama sekali dipraktekkan. Namun, seakan-akan tidak pernah tuntas untuk kesaksian para korban penipuan, dapat disimpulkan tiga jenis tindakan, yakni orang-orang yang mengikhlaskan saja, orang-orang yang menuntut dengan mendatangi lagi toko, dan orang-orang yang melaporkannya kepada pihak saya memilih untuk mengontak salah satu kawan di YLPK Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur. Kawan saya lantas memberikan dua solusi. Pertama, langsung mendatangi tokonya kembali. Kedua, melalui jalur hukum dengan meminta perlindungan lembaga atau langsung melaporkan kepada pihak cara kedua ini cukup berbelit-belit dan tentu saja akan menghabiskan banyak waktu dari mulai mengurus berkas, sidang, dan hal-hal menyibukkan lainnya. Dari penuturan kawan saya ini banyak korban uangnya kembali dengan mendatangi tokonya kembali. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi yakni, membawa kawan untuk menjadi saksi dan merekam segala proses keesokan harinya saya bersama kawan kembali ke tokonya dan bermaksud mengembalikan barang yang saya bawa pulang dengan harapan ditukar kembali dengan negosiasi berjalan alot. Lantas saya teringat saran kawan, yakni buat keramaian. Dengan keramaian para penipu berkedok sales ini akan takut. Selain itu, dengan merekam dan memberikan ancaman pelaporan, akhirnya bos mereka bersedia mengembalikan uang saya dengan syarat menghapus semua rekaman di hape kawan penipuan semacam ini cukup rapi, senyap, sistematis, dan masif sehingga sulit tercium oleh para korban. Jadi, berhati-hatilah kawan menghadapi penipuan berkedok hadiah seperti ini!BACA JUGA Penipu via Telepon Kalau Sudah Ketahuan kok Lebih Nyolot Dibanding yang Ditipu, sih?Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 1 Mei 2020 oleh Prima Sulistya STUDI terbaru dari Center for Digital Society CfDS Universitas Gadjah Mada UGM bertajuk Penipuan Digital di Indonesia Modus, Medium, dan Rekomendasi menunjukkan bahwa penipuan berkedok hadiah menjadi modus penipuan digital tertinggi di Indonesia. "Dari responden, riset menunjukkan 66,6% dari mereka orang pernah menjadi korban penipuan digital, dengan penipuan berkedok hadiah 36,9% melalui jaringan seluler sebagai modus yang paling banyak memakan korban," kata Ketua Tim Peneliti CfDS UGM Novi Kurnia dalam seminar web, Rabu 24/8. Adapun terdapat 15 modus penipuan digital, beberapa di antaranya berkedok hadiah 91,2%, pinjaman daring ilegal 74,8%, pengiriman tautan yang berisi malware/virus 65,2% hingga penipuan berkedok krisis keluarga 59,8%. Baca juga Bareskrim Diminta Segera Tahan Tersangka Dugaan Penipuan Izin Tambang Nikel "Pesan penipuan berkedok hadiah cenderung disampaikan secara massal. Selain itu, rendahnya kemampuan ekonomi calon korban menjadi celah penipu untuk melancarkan aksinya, dan modus pesan penipuan digital ini dapat terus berkembang," kata Novi. Lebih lanjut, Novi mengatakan dari studi tersebut, terdapat setidaknya delapan medium penipuan digital, masing-masing medium memiliki karakter jenis pesan penipuan yang berbeda. Medium-medium tersebut termasuk jaringan seluler seperti SMS/telepon 64,1%, media sosial 12,3%, aplikasi chat 9,1%, situs web 8,9%, surel 3,8%, lokapasar 0,8%, gim 0,5%, dan dompet elektronik 0,4%. Di sisi lain, lebih dari separuh responden 50,8% yang menjadi korban penipuan menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kerugian. "Alasan korban menyatakan hal tersebut adalah mereka telah mengikhlaskan peristiwa itu sebagai bagian dari cobaan atau perjalanan hidup. Di samping itu, sebagian responden juga melihat kerugian dari aspek finansial saja," kata Novi. Kerugian lainnya mencakup uang 15,2%, kerugian waktu 12%, perasaan seperti malu, sedih, kecewa, takut dan trauma 8,4%, kebocoran data pribadi 8,3%, kerugian barang 4,2%, lainnya 1,2%, dan kerugian fisik 0,3%. Bicara soal laporan, 48,3% korban memilih untuk menceritakan kepada keluarga atau teman. Sementara ada yang tidak melakukan apa-apa 37,9%, menceritakan kepada warganet 5,3%, melaporkan pada media sosial atau platform digital lainnya 5%, dan melaporkan kepada kepolisian 1,8%. "Seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat melakukan kolaborasi dan sinergi untuk menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat agar terhindar dari penipuan digital," ujar Novi. Dari studi tersebut, Novi mengatakan responden memiliki sejumlah rekomendasi penipuan digital. Dari sisi pencegahan, responden menginginkan adanya peningkatan sistem keamanan dan perlindungan data pribadi 98,1%, kepastian hukum bagi penanganan penipuan digital 98,1%, dan publikasi kasus terkini dan modus operandi penipuan digital 97,2%. Lebih lanjut, edukasi atau pelatihan tentang keamanan digital 97%, ketersediaan situs web dan aplikasi dari pihak berwenang untuk bisa mengecek validitas penjual 96,7%, dan kampanye publik agar warga berhati-hati serta tips cara menghindari penipuan 95,9%. Sementara dari sisi penanganan, responden menganggap sangat penting untuk pemberian hukuman setimpal bagi penipu dan kompensasi bagi korban oleh penipu 70,5%. Disusul dengan rekomendasi profesionalitas aparat dalam membantu korban 69,4%; ketersediaan sistem pelaporan yang memudahkan korban melapor 65,8%, dan rekomendasi pendampingan/advokasi korban penipuan 59,3%. Ant/OL-1

penipuan berkedok hadiah elektronik